Cara Menanam Alpukat Agar Cepat Berbuah

dewitani.com – Cara Menanam Alpukat Agar Cepat Berbuah – Tanaman alpukat tumbuh kokoh, tinggi, dan cukup rindang. Tanaman alpukat cocok ditanam di lahan-lahan kering untuk memperbaiki lingkungan sekaligus mencegah erosi. Bagian paling penting dari tanaman alpukat adalah buahnya.

Daging buah alpukat yang sudah masak memiliki cita rasa yang enak dan lezat untuk dijadikan campuran minuman. seperti ice juice. Dari segi ekonomi buah alpukat memilik prospek yang tinggi karena merupakan komoditas perdagangan di pasar dalam dan luar negeri. Selain itu, kandungan gizi buah alpukat terbilang cukup tinggi yakni Kalori, Protein, Lemak, Karbohidrat, Kalsium, Fosfor, Zat Besi, Vitamin A, Vitamin B1, Vitamin C, dan Air.

Selain itu buah alpukat mengandung 78 % asam lemak tidak jenuh, termasuk asam oleik dan linoik. Asam lemak tidak jenuh bersifat mudah dicerna dan berguna untuk memfungsikan organ tubuh secara baik. Mengonsumsi buah alpukat dapat menurunka kolesterol dan bersifat aman sekalipun dimakan dalam jumlah banyak.

Selain itu, daging buah alpukat yang sudah matang berkhasiat untuk mencegah kulit muda keriput dan wajah kering. Caranya cukup mudah yakni hanya menghancurkan daging buah alpukat hingga menjadi halus seperti bubur, kemudian oleskan pada seluruh kulit wajah sebagai masker. Diamkan selama kurang lebih 15 menit. kemudian bilas dengan air dingin atau air hangat.

Syarat Tumbuh  Tananam Alpukat

Iklim

  • Idealnya tanaman alpukat ditanam di daerah yang memiliki curah hujan kurang lebih 750-1000 mm/tahun.
  • Kebutuhan cahaya matahari untuk pertumbuhan alpukat berkisar 40-80 %. Untuk ras Meksiko dan Guatemala lebih tahan terhadap cuaca dingin dan iklim kering, bila dibandingkan dengan ras Hindia Barat.
  • Suhu yang ideal untuk pertumbuhan alpukat berkisar antara 12,8-28,3 derajat Celcius. Mengingat tanaman alpukat dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi, tanaman alpukat dapat mentolerir suhu udara antara 15-30 derajat C atau lebih. Besarnya suhu kardinal tanaman alpukat tergantung ras masing-masing, antara lain ras Meksiko memiliki daya toleransi sampai -7 derajat C, Guatemala sampai -4,5 derajat C, dan Hindia Barat sampai 2 derajat C.
  • Angin diperlukan oleh tanaman alpukat, terutama untuk proses penyerbukan. Namun demikian angin dengan kecepatan 62,4-73,6 km/jam dapat dapat mematahkan ranting dan percabangan tanaman alpukat yang tergolong lunak, rapuh dan mudah patah.

Media Tanam

  • Supaya dapat tumbuh secara optimal tanaman alpukat memperlukan tanah yang gembur, tidak tergenang air, subur dan banyak mengandung bahan organik. Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan alpukat ialah jenis tanah lempung berpasir (sandy loam), lempung liat (clay loam) dan lempung endapan (aluvial loam).
  • Keasaman tanah yang baik untuk pertumbuhan alpukat berkisar antara pH sedikit asam sampai netral, (5,6-6,4). Apabila pH tanah di bawah 5,5 maka tanaman akan menderita keracunan karena unsur Al, Mg, dan Fe larut dalam jumlah yang cukup banyak. Begitu juga sebaliknya jika pH tanah di atas 6,5 beberapa unsur fungsional seperti Fe, Mg, dan Zn akan berkurang.
  • Pada umumnya tanaman alpukat dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi, yakni 5-1500 meter diatas permukaan laut. Akan tetapi, tanaman ini akan tumbuh subur dengan hasil yang memuaskan pada ketinggian 200-1000 m dpl. Untuk tanaman alpukat ras Meksiko dan Guatemala lebih cocok ditanam di daerah dengan ketinggian 1000-2000 Meter dpl sedangkan ras Hindia Barat pada ketinggian 5-1000 meter dpl.

Pedoman Cara Menanam Alpukat

Memilih Bibit Berkualitas

Secara umum ada dua cara untuk memperbanyak tanaman alupukat yakni secara generatif yakni melalui biji dan vegetatif yakni dengan penyambungan pucuk, stek dan penyambungan mata (okulasi). Dari kedua cara tersebut, bibit yang diperoleh dari biji menurut pengalamian penulis kurang menguntungkan karena tanaman akan lama berbuahnya sekitar 6 hingga 8 tahun dan ada kemungkinan buah yang dihasilkan berbeda dengan induknya. Sedangkan bibit hasil okulasi maupun setek lebih cepat berbuah (1-4 tahun) dan buah yang didapatkannya mempunyai sifat yang sama dengan induknya.

Pada umumnya bibit yang berkualitas baik berasal dari

  • Buah sudah masak atau tua.
  • Buahnya tidak jatuh hingga pecah.
  • Pengadaan bibit lebih dari satu jenis untuk menjamin kemungkinan adanya persarian bersilang.

Lantas Bagaiman cara memperbanyaknya ??

Dengan Menggunakan Teknik Sampung Pucuk

Pilihlah tanaman yang sudah berumur 6-7 bulan dan berasal dari buah yang sudah masak atau tua. Tinggi 30 cm/kurang, dan yang penting jaringan pada pangkal batang belum berkayu. Sebagai cabang sambungannya digunakan ujung dahan yang masih muda dan berdiameter lebih kurang 0,7 cm.

Dahan tersebut dipotong miring sesuai dengan celah yang ada pada pohon pokok sepanjang lebih kurang 10 cm, kemudian disisipkan ke dalam belahan di samping pohon pokok yang diikat/dibalut. Bahan yang baik untuk mengikat adalah pita karet, plastik, rafia/kain berlilin. Sebaiknya penyambungan pada pohon pokok dilakukan serendah mungkin supaya tidak dapat kuncup pada tanaman pokok.

Kemudian letakkan tanaman di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung, tidak berangin, dan lembab. Lakukan penyiraman secara rutin 2 kali dalam sehari di pagi dan sore hari dan untuk mencegah serangan penyakit sebaiknya tanaman disemprot fungisida.

Pada musim kering hama tungau putih sering menyerang, untuk itu sebaiknya dicegah dengan semprotan kelthane. Bibit biasanya sudah dapat dipindahkan ke kebun setelah berumur 9-16 bulan, dan pemindahannya dilakukan pada saat permulaan musim hujan

Penyambungan mata (okulasi)

Memperbanyak bibit dengan cara okulasi dapat dilakukan pada pohon pangkal yang telah berumur 8 hingga 10 bulan. Sebagai mata yang akan diokulasikan diambil dari dahan yang sehat, dengan umur 1 tahun, serta matanya tampak jelas. Adapun waktu yang ideal untuk menempel yakni pada saat kulit batang semai mudah dilepaskan dari kayunya.

Caranya yakni dengan menyawat kulit kayu  sepanjang 10 cm dan lebarnya 8 mm. Kulit tersebut dilepaskan dari kayunya dan ditarik ke bawah lalu dipotong 6 cm. Kemudian disayat sebuah mata dengan sedikit kayu dari cabang mata (enthout), kayu dilepaskan pelan-pelan tanpa merusak mata.

Selanjutanya Kulit yang bermata dimasukkan di antara kulit dan kayu yang telah disayat pada pohon pokok dan ditutup lagi, dengan catatan mata jangan sampai tertutup. Akhirnya balut seluruhnya dengan pita plastik. Bila dalam 3-5 hari matanya masih hijau, berarti penempelan berhasil.

Setelah berusia 10 hingga 15 hari setelah penempelan, Anda dapat membuka ikatan pita plastik tersebut.  Batang pohon pokok dikerat melintang sedalam setengah diameternya, kira-kira 5-7,5 cm di atas okulasi, lalu dilengkungkan sehingga pertumbuhan mata dapat lebih cepat.

Setelah batang yang keluar dari mata mencapai tinggi 1 m, maka bagian pohon pokok yang dilengkungkan dipotong tepat di atas okulasi dan lukanya diratakan, kemudian ditutup dengan parafin yang telah dicairkan. Pohon okulasi ini dapat dipindahkan ke kebun setelah berumur 8-12 bulan dan pemindahan yang paling baik adalah pada saat permulaan musim hujan.

Dalam perbanyakan vegetatif yang perlu diperhatikan adalah menjaga kelembaban udara agar tetap tinggi (+ 80%) dan suhu udara di tempat penyambungan jangan terlalu tinggi (antara 15-25 derajat C). Selain itu juga jangan dilakukan pada musim hujan lebat serta terlalu banyak terkena sinar matahari langsung.

Bibit yang berupa sambungan perlu disiram secara rutin dan dipupuk 2 minggu sekali. Pemupukan bisa bersamaan dengan penyiraman, yaitu dengan melarutkan 1-1,5 gram urea/NPK ke dalam 1 liter air. Pupuk daun bisa juga diberikan dengan dosis sesuai anjuran dalam kemasan. Sedangkan pengendalian hama dan penyakit dilakukan bila perlu saja.

Pengolahan Media Tanam

Terlebih dahulu lahan yang akan digunakan untuk menanam alpukat dibersihkan dari pepohonan, semak belukar, tunggul-tunggul bekas tanaman, serta batu-batu yang mengganggu. Selanjutnya lahan dicangkul dalam atau ditraktor, lalu dicangkul halus 2-3 kali. Pengerjaan lahan sebaiknya dilakukan saat musim kering sehingga penanaman nantinya dapat dilakukan pada awal atau saat musim hujan.

Kemudian buatlah lubang tanam seperti berikut ini :

  • Gali lubang dengan ukuran ukuran panjang, lebar, dan tinggi masing-masing sama 75 cm. Diamkan lubang lebih kurang selama 14 hari.
  • Pisahkan tanah bagian atas dan bawah
  • Lubang tanam ditutup kembali dengan posisi seperti semula. Tanah bagian atas dicampur dulu dengan 20 kg pupuk kandang sebelum dimasukkan ke dalam lubang.
  • Lubang tanam yang telah tertutup kembali diberi ajir untuk memindahkan mengingat letak lubang tanam.

Cara Penanaman

Pola penanaman alpukat sebaiknya dilakukan secara kombinasi antara varietas-varietasnya. Hal ini mengingat bahwa kebanyakan varietas tanaman alpukat tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri, kecuali varietas ijo panjang yang memiliki tipe bunga A. Ada 2 tipe bunga dari beberapa varietas alpukat di Indonesia, yaitu tipe A dan tipe B.

Varietas yang tergolong tipe bunga A adalah ijo panjang, ijo bundar, merah panjang, merah bundar, waldin, butler, benuk, dickinson, puebla, taft, dan hass. Sedangkan yang tergolong tipe B adalah collinson, itszamma, winslowsaon, fuerte, lyon, nabal, ganter, dan queen. Penyerbukan silang hanya terjadi antara kedua tipe bunga.

Oleh karena itu, penanaman alpukat dalam suatu lahan harus dikombinasi antara varietas yang memiliki tipe bunga A dan tipe bunga B sehingga bunga-bunganya saling menyerbuki satu sama lain.

Untuk waktu penanaman yang tapat ialah ketika memasuki  awal musim hujan dan tanah yang ada dalam lubang tanam tidak lagi mengalami penurunan. Hal yang perlu diperhatikan adalah tanah yang ada dalam lubang tanam harus lebih tinggi dari tanah sekitarnya. Hal ini untuk menghindari tergenangnya air bila disirami atau turun hujan. Langkah-langkah penanaman adalah sebagai berikut:

  1. Lubang tanam yang telah ditutup, digali lagi dengan ukuran sebesar wadah bibit.
  2. Bibit dikeluarkan dari keranjang atau polibag dengan menyayatnya agar gumpalan tanah tetap utuh.
  3. Bibit beserta tanah yang masih menggumpal dimasukkan dalam lubang setinggi leher batang, lalu ditimbun dan diikatkan ke ajir.
  4. Setiap bibit sebaiknya diberi naungan untuk menghindari sinar matahari secara langsung, terpaan angin, maupun siraman air hujan. Naungan tersebut dibuat miring dengan bagian yang tinggi di sebelah timur. Peneduh ini berfungsi sampai tumbuh tunas-tunas baru atau lebih kurang 2-3 minggu.

Pemeliharaan Tanaman

Penyiangan

Gulma banyak tumbuh di sekitar tanaman karena di tempat itu banyak terdapat zat hara. Selain merupakan saingan dalam memperoleh makanan, gulma juga merupakan tempat bersarangnya hama dan penyakit. Oleh karena itu, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik maka gulma-gulma tersebut harus disiangi (dicabut) secara rutin.

Penggemburan Tanah

Tanah yang setiap hari disiram tentu saja akan semakin padat dan udara di dalamnya semakin sedikit. Akibatnya akar tanaman tidak dapat leluasa menyerap unsur hara. Untuk menghindarinya, tanah di sekitar tanaman perlu digemburkan dengan hati-hati agar akar tidak putus.

Penyiraman

Bibit yang baru ditanam memerlukan banyak air, sehingga penyiraman perlu dilakukan setiap hari. Waktu yang tepat untuk menyiram adalah pagi/sore hari, dan bila hari hujan tidak perlu disiram lagi.

Pemangkasan Tanaman

Pemangkasan hanya dilakukan pada cabang-cabang yang tumbuh terlalu rapat atau ranting-ranting yang mati. Pemangkasan dilakukan secara hati-hati agar luka bekas pemangkasan terhindar dari infeksi penyakit dan luka bekas pemangkasan sebaiknya diberi fungisida/penutup luka.

Pemupukan

Dalam pembudidayaan tanaman alpukat diperlukan program pemupukan yang baik dan teratur. Mengingat sistem perakaran tanaman alpukat, khususnya akar-akar rambutnya, hanya sedikit dan pertumbuhannya kurang ekstensif maka pupuk harus diberikan agak sering dengan dosis kecil.

Jumlah pupuk yang diberikan tergantung pada umur tanaman. Bila program pemupukan tahunan menggunakan pupuk urea (45% N), TSP (50% P), dan KCl (60% K) maka untuk tanaman berumur muda (1-4 tahun) diberikan urea, TSP, dan KCl masing-masing sebanyak 0,27-1,1 kg/pohon, 0,5-1 kg/pohon dan 0,2-0,83 kg/pohon. Untuk tanaman umur produksi (5 tahun lebih) diberikan urea, TSP, dan KCl masing-masing sebanyak 2,22-3,55 kg/pohon, 3,2 kg/pohon, dan 4 kg/pohon. Pupuk sebaiknya diberikan 4 kali dalam setahun.

Mengingat tanaman alpukat hanya mempunyai sedikit akar rambut, maka sebaiknya pupuk diletakkan sedekat mungkin dengan akar. Caranya dengan menanamkan pupuk ke dalam lubang sedalam 30-40 cm, di mana lubang tersebut dibuat tepat di bawah tepi tajuk tanaman, melingkari tanaman.

Pengendalian Hama Dan Penyakit

Pengendalian Hama

Ulat kipat (Cricula trisfenestrata Helf)

hama ini akan menyerang daun alpukat, dengan gejala Daun-daun tidak utuh dan terdapat bekas gigitan. Pada serangan yang hebat, daun habis sama sekali tetapi tanaman tidak akan mati, dan terlihat kepompong bergelantungan. Untuk pemberantasannya lakukan penyemprotan dengan  insektisida yang mengandung bahan aktif monokrotofos atau Sipermetein, misal Cymbush 50 EC dengan dosis 1-3 cc/liter atau Azodrin 15 WSC dengan dosis 2-3 cc/liter.

Ulat kupu-kupu gajah (Attacus atlas L.)

Sama dengan gejala serangan ulat kipat, tetapi kepompong tidak bergelantungan melainkan terdapat di antara daun. Pengendalian: Sama dengan pemberantasan ulat kipat.

Aphis gossypii Glov/A. Cucumeris, A. cucurbitii/Aphis kapas.

Pada umumnya hama ini akan mengeluarkan embun madu yang biasanya ditumbuhi cendawan jelaga sehingga daun menjadi hitam dan semut berdatangan. Serangan hama ini akan membuat pertumbuhan tanaman terhambat (kerdil), untuk pengendaliannya lakukan penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif asefat/dimetoat, seperti Orthene 75 SP dengan dosis 0,5-0,8 gram/liter atau Roxion 2 cc/liter.

  Kenapa Harus Memilih Budidaya Lele Bioflok?

Kutu dompolan putih (Pseudococcus citri Risso)/Planococcus citri Risso

Serangan hama ini akan membuat Pertumbuhan tanaman terhambat dan kurus. Tunas muda, daun, batang, tangkai bunga, tangkai buah, dan buah yang terserang akan terlihat pucat, tertutup massa berwarna putih, dan lama kelamaan kering. Untuk pemberatasanya lakukan penyemprotan dengan insektisida yang mengandung bahan aktif formotion, monokrotofos, dimetoat, atau karbaril. Seperti anthion 30 EC dosis 1-1,5 liter/ha, Sevin 85 S dosis 0,2% dari konsentrasi fomula.

Tungau merah (Tetranychus cinnabarinus Boisd)

Ciri: Tubuh tungau betina berwarna merah tua/merah kecoklatan, sedangkan tungau jantan hijau kekuningan/kemerahan. Terdapat beberapa bercak hitam, kaki dan bagian mulut putih, ukuran tubuh 0,5 mm. Gejala: Permukaan daun berbintik-bintik kuning yang kemudian akan berubah menjadi merah tua seperti karat.

Di bawah permukaan daun tampak anyaman benang yang halus. Serangan yang hebat dapat menyebabkan daun menjadi layu dan rontok. Pengendalian: Disemprot dengan akarisida Kelthan MF yang mengandung bahan aktif dikofoldan, dengan dosis 0,6-1 liter/ha.

Lalat buah Dacus (Dacus dorsalis Hend.)

Gejala umum dari serangan lalat buah ialah, Terlihat bintik hitam/bejolan pada permukaan buah, yang merupakan tusukan hama sekaligus tempat untuk meletakkan telur. Bagian dalam buah berlubang dan busuk karena dimakan larva.

Untuk pengendaliannya lakukan penyemprotan insektisida dengan menggunakan Hostathion 40 EC yang berbahan aktif triazofos dosis 2 cc/liter dan tindakan yang paling baik adalah memusnahkan semua buah yang terserang atau membalik tanah agar larva terkena sinar matahari dan mati.

Codot (Cynopterus sp)

Buah yang terserang hama ini pada bagian buahnya akan terlihat berlubang. pada umumnya Buah yang diserang ialah buah yang sudah tua, dan bagian yang dimakan adalah daging buahnya saja.

Untuk Pengendalian : Menangkap codot menggunakan jala/menakut-nakutinya menggunakan kincir angin yang diberi peluit sehingga dapat menimbulkan suara.

Kumbang bubuk cabang (Xyleborus coffeae Wurth atau Xylosandrus morigerus Bldf).

Hama ini biasanya menyerang dahan atau ranting tanaman, gejala umum dari hama ini ialah Terdapat lubang yang menyerupai terowongan pada cabang atau ranting. Terowongan itu dapat semakin besar sehingga makanan tidak dapat tersalurakan ke daun, kemudian daun menjadi layu dan akhirnya cabang atau ranting tersebut mati.

Untuk pemberatasannya lakungan pemangkasan pada dahan yang sudah terserang hama tersebut kemudian dibakar. Selain itu, Anda juga dapat melakukan penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif asefat atau diazinon yang terkandung dalam Orthene 75 SP dengan dosis pemberian 0,5-0,8 gram/liter dan Diazinon 60 EC dosis 1-2 cc/liter.

Pengendalian Penyakit

Antraknosa

Penyakit ini disebabkan oleh  Jamur Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) sacc. Yang memiliki miselium berwarna cokleat hijau sampai hitam kelabu dan sporanya berwarna jingga. Penyakit ini akan menyerang semua bagian tanaman, kecuali akar. Bagian yang terinfeksi berwarna cokelat karat, kemudian daun, bunga, buah/cabang tanaman yang terserang akan gugur.

Untuk pengendaliannya lakukan Pemangkasan ranting dan cabang yang sudah mati. Selain itu Dapat juga dilakukan penyemprotan dengan fungisida yang berbahan aktif maneb seperti pada Velimex 80 WP. Fungisida ini diberikan 2 minggu sebelum pemetikan dengan dosis 2-2,5 gram/liter.

Bercak daun atau bercak cokelat

Bercak pada daun disebabkan oleh Jamur cercospora purpurea Cke./dikenal juga dengan Pseudocercospora purpurea (Cke.) Derghton. Jamur ini berwarna gelap dan menyukai tempat lembab. Tanama yang terserang akan mengeluarkan bercak cokelat muda dengan tepi cokelat tua di permukaan daun atau buah.

Bila cuaca lembab, bercak cokelat berubah menjadi bintik-bintik kelabu. Bila dibiarkan, lama-kelamaan akan menjadi lubang yang dapat dimasuki organisme lain.  Untuk Pengendalian lakukan Penyemprotan fungisida Masalgin 50 WP yang mengandung benomyl, dengan dosis 1-2 gram/liter atau dapat juga dengan mengoleskan bubur Bordeaux.

Busuk akar dan kanker batang

Busuk pada akar disebabkan oleh Jamur Phytophthora yang hidup saprofit di tanah yang mengandung bahan organik, menyukai tanah basah dengan drainase jelek. Gejala dari jamu ini ialah Bila tanaman yang terserang akarnya maka pertumbuhannya menjadi terganggu, tunas mudanya jarang tumbuh. Akibat yang paling fatal adalah kematian pohon. Bila batang tanaman yang terserang maka akan tampak perubahan warna kulit pada pangkal batang.

Untuk Pengendalian Anda hanya perlu memperbaiki drainase, jangan sampai ada air yang menggenang/dengan membongkar tanaman yang terserang kemudian diganti dengan tanaman yang baru.

Busuk buah

Busuk pada buah disebabkan oleh jamur Botryodiplodia theobromae pat. Jamur ini menyerang apabila ada luka pada permukaan buah. ciri buah yang terkena jamur ini ialah pada ujung tangkai buah terdapat bercak cokelat yang tidak teratur, yang kemudian menjalar ke bagian buah. Pada kulit buah akan timbul tonjolan-tonjolan kecil. Untuk Pengendaliannya cukup Oleskan bubur Bordeaux/ semprotkan fungisida Velimex 80 WP yang berbahan aktif Zineb, dengan dosis 2-2,5 gram/liter ke buah.

Proses Pemanenan

Pemanenan dapat dilakukan apabila buah sudah tua, adapun ciri-ciri buah yang sudah tua ialah :

  • Kulit buah berwarna hijau tua dan tidak mengkilap
  • Apabila buah diketuk dengan punggung kuku, maka akan menimbulkan bunyi yang nyaring
  • Apabila buah digoyang-goyang, akan terdengar goncangan dari biji.

Untuk pemanenannya biasanya dilakukan secara manual yakni dengan memetik menggunakan tangan. Dan jika pohon terlalu tinggi yang tidak memungkinkan untuk dipanjat, maka panen dapat dibantu dengan menggunakan alat/galah yang diberi tangguk kain/goni pada ujungnya/tangga. Saat dipanen, buah harus dipetik/dipotong bersama sedikit tangkai buahnya (3-5 cm) untuk mencegah memar, luka/infeksi pada bagian dekat tangkai buah.

Demikian pembahasan mengenai Cara Menanam Alpukat Agar Cepat Berbuah. Semoga bermanfaat bagi para pembaca…

Leave a Comment